Abstrak
Pertanian padi-itik terpadu (IRDF), sebagai cara pertanian ekologi, adalah cara penting untuk mewujudkan pembangunan pertanian berkelanjutan. Percobaan lapangan split-plot 2 tahun dilakukan untuk mengevaluasi efek IRDF pada emisi metana (CH4) dan nitrous oxide (N2O) dan mekanisme ekologinya pada musim padi.
Percobaan ini dilakukan dengan dua sistem usahatani padi (FS) IRDF dan pertanian konvensional (CF) di bawah empat sistem rotasi lahan kering (PUR): padi-bera (RF), jerami tahunan yang tergabung dalam sistem rotasi padi-gandum (RWS) , residu biogas berbasis jerami tahunan yang tergabung dalam sistem rotasi padi-gandum (RWB), dan pupuk hijau-padi (RGM). Selama musim tanam padi, IRDF menurunkan emisi CH4 sebesar 8,80-16,68%, sementara meningkatkan emisi N2O sebesar 4,23–15,20%, jika dibandingkan dengan CF.
Mengingat bahwa emisi CH4 berkontribusi terhadap 85,83–96,22% dari potensi pemanasan global (GWP), reduksi kuat dalam emisi CH4 menyebabkan GWP IRDF yang secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan CF. Alasan untuk kecenderungan ini adalah karena IRDF memiliki efek yang signifikan terhadap oksigen terlarut (DO) dan potensi redoks tanah (Eh), yang merupakan dua faktor penting untuk emisi CH4 dan N2O dalam penelitian ini. IRDF tidak hanya mengurangi GWP, tetapi juga meningkatkan hasil beras sebesar 0,76-2,43% dibandingkan dengan CF.
Selain itu, dibandingkan dengan sistem RWS, RF, RWB dan sistem RGM secara signifikan mengurangi emisi CH4 sebesar 50,17%, 44,89% dan 39,51%, masing-masing, sementara peningkatan emisi N2O masing-masing sebesar 10,58%, 14,60% dan 23,90%. Dan sistem RWS memiliki GWP tertinggi. Temuan ini menunjukkan bahwa mengurangi GWP dan meningkatkan hasil padi dapat dicapai secara bersamaan oleh IRDF, dan menggunakan PUR yang sesuai akan bermanfaat untuk menghilangkan efek rumah kaca.
Tidak ada komentar