Pembesaran Gurami Di Kolam Terpal
Pembesaran Gurami Di Kolam Terpal – Menggunakan kolam tanah sebagai habitat alami ikan gurami memang memiliki keuntungan karena terdapat berbagai jenis pakan alami di dalamnya. Namun, ada beberapa kekurangan seperti kondisi air yang sulit di kontrol, baik dalam menjaga debit air ataupun dalam mengontrol penyakit.
Dalam seri sebelumnya tentang budidaya ikan gurami, kami telah menulis beberapa judul :
- Persiapan Usaha Budidaya Ikan Gurami
- Pembenihan gurami efisien
- Budidaya gurami di kolam tanah
- Pembesaran gurami di kolam terpal
- Pengendalian hama penyakit ikan gurami
Kini banyak pembudidaya mengalihkan dengan menggunakan kolam terpal. Kolam terpal paling banyak dipilih karena biaya pembuatanya murah, mudah dalam teknis pembuatan dan bersifat fleksibel. Namun harus tetap diperhatikan tata cara penggunaanya. Terutama pada waktu persiapan sehingga pembesaran gurami dapat berjalan dengan baik.
Berikut adalah apa saja yang harus dipersiapkan dalam pembesaran gurami di kolam terpal
(Pertama). Persiapan Kolam
Penggunaan terpal biasanya dilakukan karena kondisi tekstur tanah yang sangat poros.
Sebelum menggunakan terpal, harus dilakukan persiapan terlebih dahulu
- Mencuci dan mengeringkan terpal, jika terpal masih baru, alangkah baiknya terpal di siram terlebih dahulu dengan air bersih. Tujuanya agar kandungan kimia yang dibawa dari pabrik dapat terbawa air dan bersih dari kandungan kimia yang membahayakan gurami. Jika terpal adalah bekas kolam budidaya sebelumnya, maka bersihkan kolam dengan menguras habis air dalam kolam.
- Pengisian Air, setelah kolam terpal dikeringkan, isi air dengan ketinggian 70-80 cm. Selanjutnya dilakukan dengan melakukan pemupukan menggunakan kotoran kambin/ sapi. Jika terpaksa dapat menggunakan kotoran ayam. Atau jika pupuk alami tidak tersedia, bisa menaburkan pupuk organik cair yang banyak di jual di toko-toko pertanian dengan dosis yang tertera di label kemasan. Namun jika menggunakan pupuk organik alami, maka sesuaikan dengan volume air. Jika anda menggunakan kotoran sapi, maka gunakan 1 kg untuk ukuran kolam 30 meter persegi.
- Menumbuhkan Plankton/ atau air yang berwarna hijau. Proses menumbuhkan plankton akan memakan waktu sekitar 1-2 minggu. Selama proses tersebut usahakan ada aerasi air. Fungsinya untuk mempermudah pertukaran oksigen dalam air. Caranya dapat menggunakan pompa aerasi yang banyak di jual di toko perikanan.
(Kedua). Mempersiapkan Benih
Benih yang dipilih harus benih gurami yang berkualitas. Berikut adalah kriteria benih yang dianggap berkualitas.
- Kondisi benih sehat, tidak cacat, luka. Ini ditandai dengan gerakan benih ikan yang lincah.
- Warna benih gurami tidak terlalu hitam, sisik tubuh lengkap dan tidak ada yang terkelupas.
- Jika dilihat secara visual, posisi bagian kepala mengarah ke dasar. ini menunjukan benih gurami dalam keadaan sehat.
- Pada saat proses penangkapan usahakan dengan sangat hati-hati. Jangan sampai sisik bagian punggung lepas. Kenapa, jika ada sisik benih yang lepas, benih akan mudah stres dan mudah terkena penyakit.
- Usahakan penangkapan dilakukan di pagi hari, jika akan dilakukan pengangkutan sebaiknya juga dilakukan di pagi/ sore hari. Gunakan tong dengan volume kurang lebih 100 liter, isi air cukup setengahnya.
Pada saat penebaran benih, usahakan memilih waktu yang tepat. Waktu yang tepat adalah ketika suhu udara tidak terlalu panas. Bisa kita lakukan di pagi hari. Sebelum benih di tebar, lakukan penyesuaian/ aklimatisasi suhu terlebih dahulu.
Berikut cara aklimatisasi suhu yang baik
- Sebelum ikan ditebar, masukan air kolam sedikit demi sedikit dan perlahan kedalam wadah yang berisi benih gurami. Biarkan air kolam dengan air wadah bercampur.
- Masukan wadah benih kedalam kolam dengan posisi miring, sehingga bagian wadah akan terkena air kolam sedikit demi sedikit. Biarkan benih keluar berenang dengan sendirinya.
Penting ! untuk kepadatan benih yang optimal adalah 1-2 kg/meter persegi. Dengan ukuran benih kurang lebih 300-350 gram/ekor.
(Ketiga). Pemberian Pakan
Hmm, setelah benih ditebar, yang harus diperhatikan selanjutnya adalah pemberian pakan. Ada dua jenis pakan dalam dunia perikanan, yaitu pakan alami dan pakan buatan. Karena ikan gurami adalah ikan herbivora/pemakan tumbuhan maka pakan alami dapat menggunakan dedaunan dengan tekstur daun yang lunak seperti daun talas.
Pakan buatan sebaiknya berbentuk pelet yang terapung saat di tebar ke air. Alasanya agar, pakan mudah di konsumsi oleh ikan gurami dan tidak mengendap di dasar kolam yang dan menjadi pencemar sumber bibit penyakit. Pemberian pakan buatan 2-3 persen perhari dari jumlah total berat benih yang ditebar. Seiring waktu, jumlah pakan akan semakin banyak, namun dengan estimasi takaran yang sama yaitu 2-3 persen biomasa total.
Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Pagi sebelum pukul 8, dan sore sebelum pukul 17.
Pakan hijau dapat digunakan sebagai pakan penyela yang selalu ada didalam kolam. Biasanya berupa daun talas atau sayuran lain yang tidak beracun.pemberian pakan hijau dapat kita berikan tiga hari sekali. Estimasinya adalah 5-10 persen biomasa total. Pada intinta, jika pakan hijau mulai habis, kita bisa menambahkan pakan hijau yang baru.
Panen bisa dilakukan setelah 2,5-3 bulan. Dengan ukuran individu ikan berkisar 500-800 gr per ekor. Ukuran tersebut adalah ukuran konsumsi dan dapat diterima di pasar.
(Keempat). Pemeliharaan dan Pengontrolan Air
Pembesaran gurami di kolam terpal membutuhkan pemeliharaan yang ekstra dan mutlak dilakukan. Setelah 5-7 hari pemeliharaan, air perlu diganti dengan air baru. Caranya dengan membuang air beserta kotoranya sebanyak 20 persen. Jadi air yang dibuang sebanyak 20 pesen sebaiknya air yang ada di dasar kolam. Caranya dengan dilakukan sipon/ menggunakan pompa dan selang yang di letakan di dasar kolam.
Air yang digunakan sebagai air pengganti hendaknya diendapkan terlebih dahulu sebelum di gunakan. Minimal diendapkan selama satu hari satu malam. Ini berfungsi untuk menetralkan kondisi air. Penggantian air sebaiknya dilakukan pada pagi ahari sebelum matahari bersinar. Idealnya dilakukan pada pukul 6 pagi. Hal ini untuk meminimalisir terjadinya perubahan fisik dan kimia air.
Demikian, semoga dapat bermanfaat.
Tidak ada komentar