Header Ads

ad728
  • Breaking News

    PENERAPAN AZOLLA PADA BUDIDAYA TANAMAN PADI SAWAH

    Syarif Husen¹,Erny Ishartati²,Hartawati³,Sukardi ¹Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas .No. 246 MalangTelp. (0341) 464318 mai: syarif.husenhasan. @gmail.com


    Abstrak 
    Tujuan kegiatan iptek bagi masyarakat ini adalah untuk mensosialisasikan penerapan Azzola microphylla serta pembudidayaannya, memberikan contoh penerapan metode dan teknologi tepat guna yang mendukung peningkatan hasil produksi padi sawah dengan menggunakan azolla sebagai pupuk hanyati dan kompos . Dalam Kegiatan ini menggunakan metode partisipatif, penyuluhan, temu wicara, pelatihan dan demplot dengan kelompok tani. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa petani mau dan mampu mengadopsi penggunaan azolla pada tanaman padi, yang dibuktikan dengan dimilikinya ketrampilan untuk membuat bibit azolla, menaburkan azolla sebagai pupuk pada pertanaman padi dan merawat azolla selama umur penanaman padi. Pada akhir kegiatan petani juga telah mampu untuk membuat kompos azolla yang dapat dijual dan dimanfaatkan tidak hanya pada tanaman padi tapi juga untuk tanaman hortikultura. Keberlanjutan program dalam kegiatan ini petani akan tetap memanfaatkan azolla sebagai pupuk hayati pada tanaman padi yang akan dilakukan secara madiri, terutama oleh masing-masing kelompok tani.
    Kata Kunci, Azolla Micropila, kompos, padi.pupuk hayati.


    1. PENDAHULUAN 
    Beras merupakan makanan pokok hampir seluruh rakyat Indonesia, sehingga ketahanan pangan nasional sangat bergantung pada kecukupan beras. Untuk mencapai ketahanan pangan nasional, kebutuhan beras pada tahun 2004 diperkirakan setara dengan 54 juta gabah kering giling (GKG). Bertolak dari perhitungan kebutuhan beras dunia oleh FAO dan dikaitkan dengan kemandirian pangan Nasional, maka kebutuhan beras pada tahun 2009 meningkat 12% atau setara 60,8 GKB. Untuk mendapatkan produksi sebesar itu dengan luas areal panen sekitar 11,5 juta ha diperlukan peningkatan produktivitas padi dari 4,6 t/ha pada saat ini menjadi 5,3 t/ha pada tahun 2009 [1] Jawa Timur termasuk salah satu sentra produksi padi nasional dengan luas lahan sawah 1,1 juta hektar dengan produktivitas 4,3t/ha. Kabupaten Malang merupakan salah satu pemasok kebutuhan padi di Jawa Timur yang produktivitasnya masih harus terus ditingkatkan. 

    Upaya peningkatan produktivitas tanaman padi di Kabupaten Malang dapat dilakukan melalui pembinaan kelompok tani yang ada di pedesaan dengan melalui penerapan ipteks yang dibutuhkan oleh petani. Mitra kerjasama dalam penerapan ipteks yang akan dilakukan oleh TIM Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang ini adalah kelompok tani tanaman padi yang berada disekitar kampus UMM yaitu kelompok Tani Bogasari I yang terletak di Kecamatan Dau Kabupaten Malang dan Kelompok Tani Sri Mulyo II Kecamatan Junrejo –Batu Jawa Timur, serta Kelompok Tani Sri Sedono III, Karangmloko, Dadaprejo Malang. 

    Kelompok tani tersebut merupakan kelompok tani yang belum maju dan masih memerlukan pembinaan. Struktur organisasinya terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara, jumlah anggota 35 50 petani, pertemuan tani secara rutin dilakukan seminggu dan empat minggu sekali pada forum yasinan. Petani umumnya memiliki lahan yang sempit yaitu sekitar 72 % luas lahanya kurang dari 0,5 ha dan hanya 18% dengan luas lahan 0,5 1,0 ha, namun total luas cukup luas yaitu 35 85 ha. Tanaman yang dibudidaya  berbukit, ketinggian tempat 500 700 dpl meter diatas permukaan laut dengan curah hujan 1500 1750 mm, dengan teknik pengairan yang ada umummnya masih sedehana sampai semi teknis 2] 

    Kelompok Tani di wilayah ini memberikan kontribusi yang cukup besar dalam memasok kebutuhan pangan di Malang Raya ,utamanya beras. Namun demikian produktivitas padi di wilayah ini masih rendah ( rata rata 4,5 ton/ha). Beberapa kendala yang dihadapi antara lain,kesuburan tanah yang menurun, tingkat serangan hama dan penyakit masih tinggi dan penggunaan benih bermutu masih rendah. Petani masih belum menerapkan pupuk berimbang sehingga ,hanya N dan P yang digunakan secara berlebihan sehingga menimbulkan kahat unsure S atau Zn dan tanaman menjadi peka terhadap serangan hama dan penyakit dan mudah rebah.Salah satu permasalahan sebagian besar petani padi (90%) di Kecamatan ini adalah belum mampu dan mau menggunakan pupuk organik 3] Komunikasi dengan PPL dan Kelompok Tani 2012 

    Untuk mengatasi kendala kesuburan tanah yang terus menurun dan perilaku petani yang sangat bergantung dalam penggunaan pupuk Nitrogen (N) perlu dicarikan solusi untuk mengatasi kendala tersebut. Salah satu solusi yang diharapkan adalah dengan pengenalan dan penerapan teknik penggunaan pupuk organik azolla pada sistim budidaya padi sawah. Karena Azolla merupakan tumbuhan air yang mengikat nitrogen bebas dari udara dengan bantuan ganggang hijau biru Anabaena azollae, selanjutnya dengan cepat menguraikan dan melepaskan senyawa nitrogen kedalam tanah dan bermanfaat bagi tanaman padi. Penggunaan Azolla 20 ton/ha pai Cisedane dapat menghemat pupuk Nitrogen 60 Kg/ha dan Meningkatkan produksi gabah basah 21 4]. Azolla disamping digunakan sebagai pupuk hij u juga dapat ditanam secara monokultur dapat diproduksi menjadi kompos organik untuk pemupukan tanaman hortikultura [5] dan 6]. Oleh karena itu petani akan mendapatkan keuntungan ganda yaitu penggunaan pupuk segar azolla yang dapat meningkatkan produksi padi dan pembuatan kompos Azolla yang dapat dijual untuk menambah pendapatan. 

    2. METODE 
    Dalam mencapai tujuan kegiatan sesuai dengan yang diharapkan diperlukan strategi kegiatan yang efektif dan efisien. Metode yang diterapkan malam egiatan ini menggunakan metode partisipatif, penyuluhan, temu wicara, pelatihan dan demplot dengan kelompok tan . Adapun tahapannya sebagai berikut: 

    1. Pada tahap pertama dilakukan penjelasan kepada anggota kelompok tani mengenai keuntungan pemupukan Azolla pada budidaya padi dan dampaknya, 
    2. Pembuatan pembibitan Azolla dan praktek pemupukan Azolla di sawah petani. 
    • a. Pemilihan petak pembibitan di bagian pojok sawah petani yang dekat dengan pengairan atau kolam pematang petak pembibitan 
    • b. Perbaikan pematang 
    • c. Penaburan kotoran ternak dengan dosisi (2,5 t/ha) kemudian direndam air selama 5 – 7 hari. Bibit Azolla dari Laboratorium Bioteknologi Universitas Muhaammadiyah Malang ditaburkan dengan dosisi 200 gr/m 
    • d. Dilakukan pemupukan tambahan dengan pupuk anorganik dan pemberantasan hama dengan furadan 
    • e. Panen Azolla dilakukan pada umur 20 25 hari 

    3. Pemupukan padi dengan Azolla di sawah kelompok petani.


    3. HASIL DAN PEMBAHASAN 
    3.1.Pengenalan Pupuk Organik Azolla Kegiatan ini dimulai dari petani yang memiliki pengaruh, mau dan mampu dalam menerapkan teknologi pupuk azolla yang akan dikembangkan, dari hasil koorrdinasi dan 

    kesepakatan telah ditentukan 3 lokasi dengan 3 kelompok tani yang berbeda yaitu: Kelompok tani Bogasari, Sri Mulyo dan Sri Sedono III, tahap I diperkenalkan pengetahua tentang azolla terutama , orfologi, nilai manfaat dan tekni aplikasi azolla pada budidaya padi sawah, petani belum mengetahui azolla dan manfaatnya, namun setelah kegiatan ini akan dilakukan dan melalui pelatihan pengenalan budidaya azolla mereka sangat berminat dan menerapkan teknologi pupuk organik azolla serta pengolahan azolla untuk kompos tanaman selain padi, khususnya tanaman hortikultura, sehingga memiliki nilai jual dan dapat menambah pendapatan petani. 3.2.Teknik Pembibitan Azolla Pembibitan merupakan teknik yang harus dikuasi oleh petani, karena dengan didapatkannya teknologi pembibitan ini, maka petani akan dapat menggunakan bibit ini kapan saja bila diperlukan, terutama pada saat akan penanaman padi. Petani membuat kolam, kemudian menaburkan bibit dan memelikara bibit dengan serangan jasad pengganggu serta pemupukan, aktivitas pembibitan disajikan pada gambar 1 sampai 5 dan teknik pembibitan disajikan pada gambar 1 dibawah ini. Gambar 1. Bibit yang telah ditabur dan berkembang dikolam 3.3.Aplikasi Azolla pada budidaya padi sawah. Setelah petani menguasai teknik pembibitan, langkah selanjutnya adalah mengaplikasikan azolla sebagai pupuk pada budidaya padi sawah, teknik ini dilakukan dengan 2 metode yaitu: sebelum tanah diolah kemudian ditaburi azolla dan setelah azolla memenuhi lahan baru dilakukan pengolahan tanah dan metode tabor azolla pada saat bibit tanam padi selesai ditanam. Kegiatan yang dilakukan disajikan pada gambar dibawah ini : Gambar2. Azolla yang telah ditabur pada budidaya padi sawah 3.4.Persiapan Lahan Sawah Persiapan lahan swah dilakukan dengan membersihkan tunggul jerami dengan cara membabat tunggul yang padi yang masih tersisa , selanjutnya membuat saluaran air irigasi yang masuk sawah dan draenase yang keluar petak sawah , sehingga keluar masuknya air dapat diatur sesuai dengan kebutuhan . Air dimasukkan kedalam petakan sawah dengan ketinggian 8 10 cm , air dibiarkan menggenang sampai 1 2 hari, dengan penggenangan air maka tanah menjadi lunak sehingga mempermudah dalam pengolahan tanah. Saluaran air yang ada pada pematang sawah di beri pralon dengan tujuan agar air lancar dan tidak longsor, pada saluran juga diberi saringan kawat kasa untuk menghindari hayutnya azolla melalui saluran air yang ada.




    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    ad728