Header Ads

ad728
  • Breaking News

    Penyakit yang Sering Menyerang Tanaman Cabai

    Penyakit-penyakit yang menyerang tanaman cabai bisa disebabkan oleh virus, bakteri maupun jamur yang sering dibawa dari benih maupun oleh hama.

    1. Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Patek)

    a. Pola Serangan dan Penyebaran
    • Sumber penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici dan Colletotrichum gloeosporioides. Sumbernya dapat berasal dari sisa tanaman sakit atau dari benih yang sudah terinfeksi.  Akibatnya serangan dapat terjadi mulai pada fase pembibitan.  Penyakit ini menyebabkan kecambah layu saat disemaikan. Sedangkan pada fase dewasa serangan menyebabkan mati pucuk, serangan pada daun dan batang menyebabkan busuk kering. Sementara itu, serangan pada buah akan menyebabkan buah menjadi busuk seperti terbakar.
    • Penyebaran bisa terjadi melalui tangan para pekerja, percikan air, hujan dan angin serta tangan pemetik buah.
    b. Pengendalian
    • Buah yang terserang dikumpulkan dan dimusnahkan. Pada waktu panen dipisahkan.
    • Serangan berat, sebari dengan Natural GLIO di bawah tanaman.

    2. Penyakit Bercak Daun

    a. Pola Serangan
    • Penyakit bercak daun yang menyerang tanaman cabe disebabkan oleh jamur Cercospora capsici. Ciri-ciri tanaman yang terserang ditandai dengan  terdapatnya  bercak-bercak bundar berwarna abu-abu dengan pinggiran coklat pada daun. Bila serangan menghebat daun akan berwarna kuning dan akhirnya berguguran. Penyakit ini biasanya menyerang pada musim hujan dimana kondisi kelembaban cukup tinggi.
    • Penyakit ini menyebar saat jamur masih berupa spora dan bisa dibawa oleh angin, air hujan, hama vektor, dan alat pertanian. Spora jamur juga bisa menempel pada benih atau biji cabe.
    b. Pengendalian
    • Pengendalian terbaik adalah dengan melakukan pencegahan. Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan memilih benih yang sehat bebas patogen.
    • Merenggangkan jarak tanam juga berguna meminimalkan serangan agar lingkungan tidak terlalu lembab.
    • Pengendalian teknis bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terinfeksi dengan cara dibakar.

    3. Penyakit Layu

    Serangan penyakit layu ini sangat ditakuti karena sangat sulit dikendalikan.  Penyakit layu ini  bisa ditumbulkan oleh beragam penganggu tanaman seperti berbagai jenis cendawan dan bakteri. Terdapat dua jenis penyakit layu, yaitu layu fusarium dan layu bakteri.

    a. Layu Fusarium

    • Layu fusarium adalah penyakit layu yang disebabkan oleh cendawan. Jenis cendawannya adalah Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia sp.
    • Cendawan ini hidup di lingkungan yang masam
    • Layu fusarium dapat bersumber dari sisa  tanaman sakit atau tanah.  Penularan dapat melalui aliran air dan tanah
    • Beberapa pemicu perkembangan penyakit layu fusarium  : tanah berpasir, pupuk N (ZA) yang terlalu terlalu tinggi, kandungan unsur Mn dan Fe dalam tanah terlalu tinggi,  kurang pupuk organik bokashi, tanah kekurangan calsium (Ca), dan jumlah nematoda yang tinggi

    b. Layu Bakteri

    • Sedangkan layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum. Bakteri ini hidup di jaringan batang.
    • Penyakit ini bersumber dari tanah
    • Cara menular sama dengan layu fusarium
    • Pemicu perkembangan penyakit layu bakteri dapat disebabkan oleh : lahan yang terlalu basah,  tanah terlalu liat, penggunaan pupuk N (urea) terlalu tinggi, populasi nematoda yang tinggi, atau sebelumnya lahan ditanami tembakau, terung, tomat, atau cabe yang pernah terserang.
    Pengendalian
    • Tanaman yang layu dimusnahkan
    • Untuk mengurangi penyebaran, sebarkan Natural GLIO.

    4. Penyakit Keriting Daun atau Mosaik

    Asal serangan penyakit mosaik adalah virus Cucumber Mosaic Virus (CMV). Gejalanya, pertumbuhan menjadi kerdil, warna daun belang-belang hijau tua dan hijau muda, ukuran daun lebih kecil, tulang daun akan berubah menguning. Penyakit ini bisa menyebar dan menular ke tanaman lain oleh aktivitas serangga.
    Pengendalian:
    • Pemilihan benih tahan virus membantu menghindari resiko serangan penyakit ini.
    • Bibit yang terserang dicabut dan dibakar
    • Semprot vektor (serangga pembawa) virus dengan BVR atau PESTONA.

    5. Penyakit Virus Kuning

    Penyakit ini disebabkan oleh Gemini virus  Tanaman cabe yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan terlihat menguning (sesuai dengan namanya..). Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai. Penyakit ini bisa dibawa dari benih atau biji dan ditularkan oleh kutu. Sumbernya bisa dari gulma, atau tanaman sakit lainnya (cabai, tomat)
    Pengendalian: Sama dengan pengendalian penyakit keriting daun

    6. Penyakit Busuk Batang, Akar dan Buah

    • Terdapat dua macam penyakit busuk yang biasa menyerang tanaman cabe, yakni busuk batang dan busuk kuncup. Busuk batang pada tanaman cabe disebabkan oleh Phytophthora capsici. Menyerang saat musim hujan dan penyebarannya sangat cepat.
    • Busuk kuncup disebabkan oleh cendawan Choanosearum sp. Penyakit ini masih jarang dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman berwarna hitam dan lama kelamaan mati.
    Pemicu perkembangan penyakit ini dapat berupa :
    • drainase yang kurang baik
    • penggunaan pupuk N (Urea) yang  terlalu tinggi
    • pupuk kandang tidak matang (sebaiknya pakai pupuk bokashi)
    • jumlah nematoda yang terlalu banyak
    • sebelumnya lahan ditanam cabe atau mentimun
    Pengendalian:
    • Penyakit ini bisa dikendalikan dengan mengurangi dosis pemupukan Nitrogen seperti urea dan ZA.
    • Mengatur jarak tanam agar sirkulasi udara berjalan lancar.
    • Tanaman yang sudah terinfeksi sebaiknya dicabut dan dibakar.
    • Penggunaan Agensia Hayati Natural GLIO.
    Itulah beberapa jenis hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman cabai di Indonesia. Sebagai langkah pencegahan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman cabai tersebut bisa dilakukan beberapa hal berikut ini:
    1. Semprot PENTANA 3-5 tutup/tangki atau PESTONA 5-10 tutup/tangki + AERO ½ tutup/tangki (sebaiknya dilakukan rutin tiap 5-10 hari)
    2. Semprot BVR ± 30 gr/tangki (diselang-seling dengan aplikasi PENTANA atau PESTONA, interval 5-10 hari)
    3. Pasang perangkap METILAT LEM.

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    ad728