Peluang Petani jadi Pengusaha Ternak Bebek Peking Terkendala Modal
TOBASA - Beternak bebek/itik peking ternyata diminati masyarakat di wilayah Tobasa, khusunya para petani. Umumnya, usaha ternak pedaging itu dimulai ketika usai panen di sawah. Sayangnya, usaha tersebut tidak bisa berkembang lantaran terkendala modal usaha.
Seperti halnya Ramsi br Siahaan warga Desa Harean, Kecamatan Parmaksian, Tobasa. Usaha ternak bebek peking sudah digelutinya beberapa tahun belakangan ini. Namun karena kurangnya modal, ia hanya mampu membeli bibit ternak bebek peking sebanyak 300 ekor untuk dipelihara.
"Sebenarnya beternak bebek peking ini lumayan juga untuk menambah penghasilan. Perawatannya tidak begitu rumit dan pakannya juga tidak terlalu mahal. Cuma modal bibitnya yang mahal," ujar Ramsi yang ditemui ketika memberi pakan ternak bebek miliknya, Sabtu (23/5).
Diterangkan, untuk membeli bibit bebek sebanyak 300 ekor, ia harus mengeluarkan modal sebesar Rp 2.100.000. Itupun harus dibeli dari Medan, kemudian biaya pakan ternak berupa pellet selama tiga minggu.
Sedangkan untuk pemeliharaannya, hanya dalam waktu tiga minggu yang merepotkan. Dimanas setelah berusia tiga minggu, bebek tersebut dilepas ke sawah untuk mencari makan sendiri. Setelah berusia tiga bulan, bebek sudah siap jual.
"Jadi, cuma tiga minggu kita taruh di kandang. Sesudah itu, kita lepas saja di sawah. Tidak perlu diberikan pakan pellet lagi. Tiga bulan kemudian, sudah bisa di jual. Harganya, Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu per ekor," terangnya.
Diterangkan, seandainya ia memiliki modal yang cukup, usaha ternak bebek peking itu cukup menjanjikan. Sayangnya, ia tidak memiliki odal, dan belum pernah mendapat bantuan bibit ternak dari pemerintah.
Tidak ada komentar